3/6/13

[Penjelasan] Mencabut Bulu Ketiak VS Kanker Payudara

Assalamu’alaikum wr wb

Terinspirasi dari komentar Wi3nd pada tulisan saya yang berjudul Selamat Lahir Kembali Fin. Pada tulisan tersebut, diulas pula beberapa sunnah fithrah. Diantaranya adalah mencabut bulu ketiak. Saya merasa, ada banyak pertanyaan yang bergelayut pada benak para pembaca tulisan tersebut. Mungkin karena rasa malulah karena dianggap bahasan tabu untuk dibicarakan di publik seperti ini. Kali ini pun dengan bahasan yang lebih spesial, saya hanya mengkhususkan pada komentarnya Wi3nd.
*sorry ketin99alan*
tentan9 mencabur bulu ketiak,daku pernah dpt kiriman email dr seoran9 temens,katana nda bole loch mencabut bulu ketiak bisa menimbulkan kanker,karna sesun99uhna bulu diketiak ituh sb9i filter 9ituh dech..itu dipandan9 dari se9i keseHatan loch,9imana dunks?
tp daku seeh risih,jd teutep dicukur hehe..
Benarkah informasi yang didapatkan oleh Wi3nd juga tentunya oleh kita semua ini? Apakah karena hasil penelitian tersebut, kita kemudian tidak melaksanakan sunnah yang diperintahkan tersebut? Lebih jauh lagi, Apakah ajaran Islam sudah tidak lagi relefan dengan zaman? Ah.. saya jadi teringat dengan buku yang berjudul “Islam dan Tantangan Zaman“. Kini keyakinan saya (juga Anda, mungkin) tengah diuji. Padahal hadist tentang sunnah fithrah itu memiliki tingkatan hadist yang hanya shahih, melainkan muthawatir, artinya banyak periwayat shaleh yang meriwayatkan hadist tersebut, tanpa ada pertentangan sedikit pun.
Dengan menggunakan bantuan mesin sejuta informasi alias om Google, saya mencari tahu tentang hasil penelitian tersebut. Banyak sumber yang saya dapatkan, sayangnya tidak disertakan link sumber tulisan copy-paste itu. Duh.. sayang sekali yach. Inilah pentingnya sumber alias referensi bacaan, untuk memperjelas status sebuah kesimpulan. Salah satunya saya mendapatkan kutipan tulisan dari link berikut ini :

sumber http://insansains.wordpress.com
Hubungan antara kanker payudara dan mencukur bulu ketiak didasarkan pada penelitian terhadap wanita di Amerika Serikat dan Eropa selama 10 tahun terakhir. Wanita yang sering mencukur bulu ketiaknya ternyata 10 kali lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang membiarkan bulu ketiaknya tumbuh apa adanya.
Ketika mencukur bulu ketiak, maka akan muncul luka-luka yang tidak kasat mata serta pori-pori yang akan membesar pada ketiak. Hal tersebut memungkinkan racun dan zat kimia dari berbagai produk seperti deodoran, bedak, dan krim akan mudah masuk ke dalam kulit. Racun yang masuk itu kemudian akan tertimbun pada payudara dan selanjutnya dapat mengakibatkan kanker.
Bulu ketiak berguna untuk melindungi ketiak dari zat racun yang akan masuk dari luar tubuh. Pada ketiak terdapat kelenjar limfa yang memudahkan transportasi racun dari luar tubuh ke bagian dalam tubuh, terutama ke payudara. Kemungkinan transportasi racun tersebut ke bagian tubuh lainnya juga dapat terjadi sehingga ketidak-adaan bulu ketiak dapat memudahkan tumbuhnya kanker di bagian tubuh lainnya seperti paru-paru, jantung serta otak, dan yang terutama adalah payudara. Pada wanita yang kurang menjaga kebersihan ketiak, ketidak-adaan bulu ketiak akan menyebabkan bakteri dan kuman tertimbun di pori-pori kulit dan memudahkan timbulnya bisul pada ketiak.??
Setiap rambut yang tumbuh pada tubuh kita sebenarnya berperan untuk menjaga organ vital yang berada di dekatnya. Namun, banyak wanita yang membuang bulu ketiaknya karena alasan trend atau mode, padahal di dekat ketiak terdapat organ yang sangat vital, yaitu payudara. Berdasarkan hal itu, pria terbukti jauh lebih aman terhadap kanker payudara karena kebanyakan pria tidak mencukur bulu ketiaknya.
Selain dengan cara mencukur, menghilangkan bulu ketiak dapat dilakukan dengan cara waxes atau dengan cara mencabutnya. Membuang bulu ketiak dengan cara mencukurnya adalah cara yang paling berbahaya karena kemungkinan timbulnya luka pada ketiak akan menjadi lebih besar, namun cara lainnya justru juga dapat memperbesar pori-pori pada ketiak. Jadi secara garis besar,?cara apapun untuk menghilangkan bulu ketiak adalah sama bahayanya, yaitu dapat menyebabkan kanker payudara
Benar-benar tidak ada sumber referensi tulisan diatas diambil dari mana. Padahal saya memiliki sebuah pertanyaan, lembaga penelitian manakah yang mengklaim penelitian tersebut? Saking penasarannya, saya cari berulang-ulang hingga salah satu blog yang menuliskan tulisan serupa, memberikan link sumber ke tulisan berikut ini :
Mencukur ketiak hingga licin memang telah menjadi bagian dari trend fashion, dan banyak kalangan perempuan yang memilih cara mencukur bulu ketiak untuk membuat tampilan manis saat mengenakan pakaian tanpa lengan. Namun, penelitian yang dilakukan Anderson Cancer Center di Amerika agaknya bisa mematahkan semangat kaum perempuan untuk tampil dengan ketiak tanpa bulu. Hasil penelitian itu menyebutkan perempuan yang rutin mencukur bulu ketiaknya hingga licin lebih rentan terkena kanker payudara 10 kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang membiarkan bulu ketiaknya tumbuh apa adanya.
Adalah Dr Therese Bevers dari Anderson Cancer Center yang menyatakan bahwa mencukur bulu ketiak baik menggunakan lilin (wax) maupun alat lainnya akan menyebabkan banyak terjadi luka yang tak kasat mata. Selain itu, dampak dari pencukuran menyebabkan pori-pori di sekitar daerah itu ikut membesar. “Dengan kondisi kulit pori ketiak yang membesar dan menderita luka ringan memungkinkan terkena toksin dan zat kimia dari berbagai produk yang dioleskan ke ketiak seperti deodoran, bedak atau krim pengharum yang kemudian dengan mudah memasuki kulit,” katanya.
Terlebih deodoran antiperspiran yang cairannya disemprotkan ke ketiak maupun dioleskan akan menambah mudahnya toksin masuk ke dalam kulit. Masalahnya, deodoran antiperspiran itu memiliki fungsi untuk mencegah pengeluaran keringat. Toksin yang seharusnya dikeluarkan melalui keringat, akhirnya tertahan dan menumpuk. Toksin yang tertimbun di sekitar payudara itu kemudian menjalar ke ruang terdekat yaitu payudara. Penumpukan toksin yang bertahun-tahun menjadi potensi terciptanya kanker.
…… (dst)
Akhirnya, saya mencari tahu siapa dan apa itu Anderson Cancer Center? Apakah ini lembaga fiktif, yang hanya dibuat-buat untuk menyebarkan hoax. Ataukah memang ada dan nyata? Pasalnya dalam dunia saintifik, keabsahan kesimpulan itu bisa diukur dari track record si pemberi kesimpulan. Apakah dapat dipercaya ataukah tidak? Dan ternyata, pencarian saya berujung pada ditemukannya lembaga ini.
Namun ada satu hal yang membuat saya tak habis pikir. Saya hanya beranggapan, bahwa tidak mungkin Allah memerintahkan sesuatu yang mencelakai hamba-Nya. Persis ketika ditemukan cacing berbahaya pada babi. Lantas pada abad sekarang ditemukan serum untuk mematikan cacing tersebut. Lalu apakah sekarang babi menjadi halal hukumnya? (btw.. tulisan saya tentang babi pernah disubmit belum? Kok saya lupa yah?) Disinilah keimanan kita diuji.
Namun saya bersyukur (alhamdulillah) akhirnya dipertemukan dengan link blog berikut ini. Yang pada salah satu komentarnya di selipkan link bantahan dari ACC.
Itu adalah tulisan sebagai bantahan dari pihak Anderson Cancer Center perihal hasil penelitiannya tentang “Kanker payudara dan mencukur bulu ketiak”. Anderson Cancer Center menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan penelitian semacam itu. Nah loh… jadi siapa dong yang berani berbohong atas nama Anderson Cancer Center? Nah.. itulah ulah tangan-tangan yang mau memadamkan cahaya Allah dimuka bumi ini. Berikut saya kutipkan bantahannya tersebut :
False Report About Breast Cancer Risk and Armpit Shaving
Statement from M. D. Anderson’s Division of Cancer Prevention, April 11, 2002
A false report has been circulating by e-mail that M. D. Anderson conducted a study finding that armpit shaving increases breast cancer risk. Dr. Therese Bevers, medical director of M. D. Anderson’s Cancer Prevention Center, is quoted in this report.
The report is false in its entirety. Additionally, M. D. Anderson has no knowledge of the origins of this report. M. D. Anderson has never conducted a study of armpit shaving and breast cancer risk, and is not aware of any similar studies elsewhere. Dr. Bevers never made any of the comments attributed to her.
M. D. Anderson provides the following screening and early detection recommendations for women:
* Monthly breast self-examinations from age 20.
* Clinical breast exam every one to three years from age 20 to 39.
* Begin annual mammograms and clinical breast exams at age 40.
* Try to schedule clinical breast exam at the time of regularly scheduled mammogram.
* For women at increased risk of breast cancer, screening may begin earlier and/or may be required more frequently.
For accurate information about screening and early detection of breast cancer, as well as other disease sites, visit http://www.mdanderson.org/screeningguidelines. These guidelines were developed by M. D. Anderson, and are recommended for all adults.
Jadi kesimpulannya : Berita tentang bahaya mencukur bulu ketiak itu adalah berita “ingusan”. Jangan dipercaya. Tidak ada korelasi antara mencukur bulu ketiak dengan kanker payudara.
Ada tulisan yang lebih ilmiah dari seorang dokter Indonesia. Bisa dibaca-baca di link ini. Disana banyak pengetahuan tentang kesehatan dan ramuan-ramuan alami. Silahkan dijadikan sumber bacaan. Saya kutipkan beberapa hal yang saya ambil dari blog tersebut.
Menurut Dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, Sp.KK (K), dari Jakarta Skin Center, keringat manusia dihasilkan oleh dua kelenjar, yakni kelenjar accrine dan kelenjar apocrine. Kelenjar accrine memproduksi keringat bening dan tidak berbau (sejak bayi), yang biasanya muncul di tangan, punggung, dan dahi. Sedangkan kelenjar apocrine terdapat di tempat-tempat tertentu, terutama di daerah perakaran rambut, seperti ketiak, kemaluan, dan di dalam hidung
“Secara medis, rambut ketiak berfungsi memperluas permukaan untuk mengatur penguapan keringat. Di pangkal rambut, terdapat banyak pori-pori yang menjadi muara kelenjar keringat untuk mengalirkan keringat ke ketiak,” terang Tjut seraya menganjurkan orang-orang yang gampang berkeringat dan bekerja di tempat yang panas agar mencukur rambut ketiaknya. “Pasalnya, rambut ketiak akan menahan aliran keringat sehingga menjadi lembab. Apalagi kalau kita memakai deodoran dan bedak, yang akan tertahan di bulu ketiak,” ujarnya.
Bulu di sekitar kemaluan bisa pula membuat bau badan tak sedap, namun karena letaknya jauh dari indera penciuman, bau yang muncul pun tak terlalu dirasakan. “Selama kita selalu menjaga kebersihan, dijamin bau badan tidak akan muncul. Pasalnya, jika keringat yang dihasilkan kelenjar apocrine dihilangkan, bakteri pun tidak akan melakukan proses pembusukan.”
“Yang juga harus diperhatikan adalah bahan pakaian yang kita pakai. Sebaiknya pilih baju berbahan katun karena menyerap keringat,” saran Tjut.
Cara paling aman dan hemat untuk membuang bau badan sebetulnya gampang dan murah, kok. “Selalu bersihkan ketiak dengan sabun antiseptik setiap kali mandi. Setelah mandi, keringkan dengan handuk, tisu atau lap kering dan bubuhkan bedak antiseptik. Jika bedak sudah hilang, bisa dibubuhkan lagi,” saran Tjut. Sebaiknya hindari memakai bedak yang wangi karena takut tidak cocok dengan produksi keringat dan malah bertambah bau.
Wallahu ‘alam bishawab.

No comments:

Post a Comment